Siang itu suasana di Osaka sangat panas, baca di aplikasi cuaca suhu real feel nya mencapai 42 derajat celcius. "Ahh, ini puasa terpanas seumur hidup saya". Sengaja saya berlama-lama di mall bawah tanah Namba City sampai cuaca panas diluar berkurang.
Tujuan ngabuburit saya sore ini adalah ke Namba Park, eits ini bukan Park (Taman) biasa tapi mall terbuka dengan konsep taman gantung seperti di Babylonia. Awalnya saya melihat tempat ini hanya dari majalah. Bangunan ini dirancang oleh Jon Jerde, Arsitek Amerika spesialis bangunan publik seperti Mall dan selesai dibangun tahun 2009. Sudah banyak karyanya tersebar diseluruh dunia, di Jepang sendiri ada tiga karya besarnya yaitu Canal City Hakata di Fukuoka, Roppongi Hills di Tokyo dan Namba Park di Osaka.
Namba sendiri adalah salah satu pusat keramaian di Osaka Selatan, disini banyak berdiri gedung perkantoran dan pusat hiburan. Stasiun Namba merupakan hub dari beberapa jalur kereta bawah tanah yang ada di Osaka, jadi semua line terhubung disini. Saking luasnya stasiun ini sampai dibangun mall bawah tanah Namba City untuk menghubungkan satu stasion ke stasion lain di kawasan ini.
Saya sempat bingung waktu keluar dari Stasiun Namba Yotsubashi naik kereta dari arah Abeno Harukas, "loh kok masih harus jalan kaki lagi". Ternyata ya memang luas, yang paling besar dan paling dekat dengan Namba Park adalah stasiun Nankai Namba.
setelah berjalan cukup jauh akhirnya sampai juga di depan Namba Park. Dari luar memang terlihat sekali khas bangunan Jerde, entah kenapa saya merasa itu dari sirkulasi yang dia buat. Masuk ke dalam kompleks mall ini seperti masuk kedalam celah-celah Antelope Canyon di Arizona, hembusan angin yang melewati celah-celah ini mampu mengurangi panas cuaca Osaka. "Wah, terasa sekali sirkulasi udara nya". Jon Jerde memang menggunakan kombinasi 3 elemen dalam merancang tempat ini : Mall, Taman dan Sirkulasi. Konsep kota dalam kota juga sangat terasa karena ada plasa di tengah Mall yang terbuka dan menjadi tempat orang untuk berkumpul, termasuk saya sendiri.
Foto di depan |
Sirkulasi |
Plasa Utama |
Sirkulasi |
Antelope Canyon, Arizona |
Tiba-tiba saya kebelet pengen ke kamar mandi, lalu berjalan menuju toilet yang ada di dalam Mall dekat plasa. Oke ritual pembuangan sudah saya lakukan... nah giliran cebok...... "hah, tulisannya tombolnya semua pakai huruf jepang" saya lupa kalau kloset di Jepang saking canggihnya malah sulit digunakan. Duh coba tombol satu yang keluar malah suara tepuk tangan, tekan tombol yang satunya lagi akhirnya semprotan cebok keluar... setelah bersih-bersih saya bingung untuk flush ... "nah, sekarang mana nih tombol flush... hmmm mungkin yang ini" akhirnya terdengar suara flush air...... "eh tunggu dulu, ternyata itu hanya suara flush saja, suara kamuflase sama dengan suara tepuk tangan"... "ini kotorannya belum ilang"... saya pencet semua tombol yang ada malah terdengar macam-macam suara. Ah daripada terdengar aneh saya keluar saja dari kamar mandi dengan asumsi kalau kloset ini canggih dan ada sensornya yang bisa flush otomatis ketika orangnya keluar. "mudah-mudahan gak ada orang yang langsung masuk kamar mandi".
Kira-kira seperti ini klosetnya |
Begitu keluar saya langsung mengajak teman saya untuk pergi ke rooftop mall dengan alasan mau melihat sunset, padahal malu takut ketahuan tentang kejadian di kamar mandi barusan.
Diatas mall ternyata ada amphiteatre luas. Disini banyak keluarga yang menghabiskan sore dengan keluarganya, dan saya pun menikmati pemandangan sore ini sambil melihat gedung Park Tower dan Swissotel Tower di sebelah Namba Park.
Rooftop Namba Park |
Pemandangan dari Amphitheatre |
Setelah beberapa lama di amphiteatre saya berjalan kearah hutan buatan yang ada di sebelah. Ternyata pemandangan disini lebih menakjubkan, hutan buatan ini dibuat seolah-olah saya lupa kalau saya sedang berada diatas mall, sangat alami sekali dan banyak pohon rindang disini. Menurut saya disinilah keajaiban Jon Jerde dalam merancang mall, dia membuat segalanya terlihat alami dengan berbagai kejutan ruang dan sirkulasi. Hutan buatan ini dibuat berundak-undak semakin turun kebawah dan mengarahkan ke gedung parkir Stasiun Nankai dan Takashimaya di sebelahnya.
Jalan menuju hutan di atas gedung |
Hutan di atas gedung |
Hutan di atas gedung |
Sunset di hutan atas gedung, |
menjelang maghrib |
Pengalaman ruang di Namba Park ini menjadi inspirasi saya kelak kalau dapat kesempatan untuk merancang mall. Tapi saya mungkin tidak akan memasang kloset canggih seperti di Namba Park, semoga ada petugas kebersihan yang cepat tanggap menyiram bekas kotoran saya didalam barusan.
Langit sudah gelap dan sepertinya waktu berbuka puasa sudah tiba, saya mencari vending machine dan membeli sekaleng Calpis untuk mengurangi dahaga selama puasa hari ini, sekarang waktunya jalan kaki lagi mencari kedai makan di Dotonburi.
Osaka 18 Juli 2014