Senin, 13 April 2015

KOPER CAPODISTRIA, KOTA TUA DITENGAH REKLAMASI LAUT ADRIATIC





Pertama kali mendengar nama kota ini sempat bingung cara membacanya, antara Koper (seperti penyebutan koper luggage atau briefcase), Kopəɾ, atau Kopeer. Tapi memang kota ini ada banyak nama. Orang Serbia menyebut Koper, orang Kroasia menyebut Kopar dan orang Itali menyebut Capodistria. Saya pribadi awalnya tidak tahu banyak tentang kota ini, yang saya tau adalah kota pelabuhan terbesar di Slovenia, Negara yang hanya memiliki area pantai 1 persen dari luasnya.

Perjalanan saya di Koper sangat singkat, hanya sehari saja, tapi menurut saya ini salah satu kota terindah di laut Adriatic. Sejarah panjang kota ini sudah tercatat dari zaman Yunani kuno dan kekaisaran Romawi, pernah jadi bagian dari Yugoslavia hingga menjadi pintu pelabuhan utama bagi Slovenia.

Yang menarik dari Koper adalah dahulu kota ini kota pulau seperti Venecia, karena pernah menjadi bagian dari kerajaan Venecia. Sekarang kota ini menjadi pulau ditengah pembangunan reklamasi besar-besaran pelabuhan utama Slovenia.

Garis biru adalah pulau asli dan garis merah adalah garis pantai asli sebelum direklamasi
sumber : Wikipedia
Masuk ke kota tua Koper seperti masuk kedalam themepark, awal masuk ke kota pelabuhan disuguhi pemandangan bangunan-bangunan modern selayaknya kota besar seperti stadion, mall, gedung hotel, dan lain-lain. Begitu masuk ke gerbang kota tua, semua orang harus turun dari bus dan kendaraan harus parkir ditempat parkir besar di ring luar. Semua orang harus berjalan kaki, baik pendatang maupun penduduk asli. Suasana di kota tua langsung berubah 180 derajat, sekarang jalan yang ada hanya selebar gang kecil seperti di Sekeloa Bandung, Bahkan gang di Sekeloa saja lebih lebar.

Suasana yang terlihat langsung berubah menjadi suasana abad pertengahan dengan rumah tinggi tiga sampai empat lantai dengan gang kecil yang gelap. Di abad ke 16 kota ini pernah terkena wabah epidemi dan menghilangkan sebagian besar penduduknya, langsung terbayang banyak mayat berjejeran di area gang sempit ini dengan bau busuk. Tapi sekarang kota ini sudah bersih dan nyaman, semakin masuk ke dalam labyrinth gang sempit  akhirnya sampai juga di Piazza Tito, alun-alun utama kota. Terlihat bangunan dengan menara tinggi, Stolnica Duomo, Gereja Katedral Mary's Ascension dengan arsitektur Romanesque yang dibangun dari abad ke 15 sampai abad ke 18 (proses renovasi dan penambahan bangunan selama 200 tahun). Selain itu ada juga Praetorian Palace dengan arsitektir Venetian Gothic yang menjadi icon di Piazza Tito. Suasana disini hampir mirip dengan di Venice dengan versi kosong tidak ada turis, jadi lebih nyaman untuk menikmati kota. Saking sedikitnya penduduk di kota ini saya melihat antar penduduk saling tegur sapa, ya mereka saling mengenal satu sama lain dan orang-orangnya sangat ramah juga dengan pendatang.

Bahasa yang digunakan disini selain bahasa Slovenia  adalah bahasa Italy, Kroasia, Albania dan Macedonia. Budaya Italy sangat terasa disini dan bisa dilihat dari banyaknya cafe dan restoran yang menyajikan sajian kuliner Italy.

Gang sempit di Koper, ciri khas kota abad pertengahan di mediteranian. abad ke 16 banyak mayat korban wabah penyakit disini

Toko-toko dan cafe berjejeran di gang. sekarang suasananya menjadi lebih nyaman

Sudut gang yang mengingatkan pada Diagon Alley di film Harry Potter

Salah satu sudut di gang, book box. kita bisa mengambil buku disini dengan menukarnya dengan buku lain. ide yang bagus


  1. Piazza Tito, alun-alun utama Koper dengan latar Praetorian Palace

  2. Bell tower disebelah Praetorian Palace

    Stolnica Duomo dan Bell Tower. Konon lonceng yang ada di menara adalah lonceng tertua di Slovenia

    Pintu utama Stolnica Duomo

  3. Gelato Italy

    Makan Gelato sendiri

    Kucing Slovenia... sama aja mukanya 


Kalau dilihat dari foto-foto diatas terkesan tidak mungkin kalau kota ini bisa selamat dari gempuran modernisasi dan reklamasi di sekelilingnya, padahal begitu keluar dari gang sempit kota ini kita akan kembali disuguhkan dengan pemandangan kota modern, industri, dan jalan raya yang lebar. Bersama kota Ankaran, Piran, Izola dan Portoroz pemerintah setempat melarang segala pembangunan yang dapat merusak keaslian kota tua, sebagian besar penduduk tinggal di dalam ring kota tua dan bekerja di luar ring kota, sehingga modernisasi kota sifatnya menopang kebutuhan penduduk yang tinggal di kota lama, bukan menggantikan kota lama menjadi kota yang baru.

Ya inilah kehebatan konservasi di Slovenia, walaupun kebutuhan industri dan perdagangan mendesak untuk pembangunan yang sangat cepat tetapi bisa juga menjaga pelestarian kota cagar budaya sehingga orang-orang disini bisa merasakan kegemilangan Koper sebagai kota pelabuhan penting di abad pertengahan dan masa sekarang.


Kota Koper dilihat dari udara, kota ini dikelilingi oleh lapangan parkir yang luas, fasilitas rumah sakit dan sekolah  untuk kebutuhan penduduk yang tinggal di dalam kota lama. Sehingga kota lama masih tetap nyaman ditinggali oleh penduduknya.
(sumber foto udara www.istrie.ikn.cz)


Semoga saja hal ini bisa diimplementasikan di kota-kota pelabuhan tua di Indonesia seperti di Donggala, Sulawesi Tengah.

Malam sudah semakin larut, saya dan teman-teman akan meninggalkan kota ini untuk menuju tempat lainnya di Eropa.






Koper, Slovenia
13 April 2015












6 komentar:

  1. Rasa gelatonya sama gk kyk yang di Indonesia? haha

    www.littlenomadid.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Velysia. rasa gelato yang di sini rasanya biasa saja. di Indonesia sepertinya banyak yang lebih enak... hehe... Tapi kalau rasa gelato di Giolitti Roma itu udah paling enak sejagad. bisa baca cerita saya di http://galihmulya.blogspot.com/2015/05/giolitti-gelato-matahari-siang-ini.html

      Hapus
  2. akh.... ;(( pengen kesanalah...


    jangan lupa mampir ke ke blog ala-ala gue di www.travellingaddict.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya sudah mampir di Blog nya, wah seru... apalagi cerita terbarunya di Toul Sleng (m)

      Hapus
  3. kucing Slovenia. sama aja mukanya.... :))

    BalasHapus