Senin, 28 Juli 2014

FUJI-Q HIGHLAND, SURGANYA PECINTA ROLLER COASTER



Sesuai dengan judul diatas, tempat ini memang jadi surganya pecinta roller coaster di dunia... ya, dan akan jadi neraka bagi pembenci roller coaster...

Pagi-pagi saya sudah dibangunkan dengan dengan teman saya yang loncat-loncat kegirangan.. "ayo bangun .... ayo bangun .... " sambil sumringah. Ah hari ini memang hari yang ditunggu-tunggu dia, tapi tidak dengan saya. Sedari awal menapakan kaki di Jepang, justru saya tidak ingin hari ini cepat terjadi.
Kami pun pergi ke stasion kereta terdekat berdesakan dengan karyawan seluruh Tokyo menuju ke Shinjuku, lalu ganti kereta menuju ke Otsuki dan ganti lagi dengan kereta khusus menuju ke Fuji-Q, total waktu yang ditempuh 2,5 jam.

Oh iya, perkenalkan teman saya, Febian. Dia punya obsesi menaklukan roller coaster karena waktu kecil dia pernah ke Kings Dominion di Amerika dan tidak bisa naik apa-apa karena masih pendek. Kekesalannya itu dia tumpahkan sekarang ketika sudah besar. Belum puas tahun lalu naik Steel Dragon 2000 di Nagashima sekarang motivasi kembali ke Jepang hanya untuk menaklukan roller coaster lainnya di Fuji-Q Highland yang lebih ekstrim.

Febian memaksa saya untuk ikut ke Fuji-Q sebagai ganti karena hari-hari sebelumnya dia dengan terpaksa ikut saya ziarah arsitektur modern di Tokyo dan Osaka. Dia membenci museum dan seni, padahal dulunya lulusan sekolah seni ternama di Bandung. Sekarang giliran saya yang jadi korban untuk ikut dia ke Fuji-Q .

Febian dengan senyum penuh kelicikan dan kemenangan karena berhasil membawa saya menuju Fuji-Q

Sebagai orang yg dibesarkan di Bandung, pengalaman saya dengan roller coaster sangat cetek. Semasa kecil saya hanya tau roller coaster kecil "Si Ulil" di Kings Shoping Center. Udah agak besar baru naik tingkat ke Halilintar di Dufan Jakarta, itupun rasanya udah puas. Baru belakangan ini coba Yamaha Racing Coaster di Trans Studio Bandung, itupun penasaran naik karena liat ada Nikita Mirzani ikutan ngantri. Pengalaman yang cuma segitu-segituntya ini yang menurut saya belum bisa untuk langsung naik tingkat menaklukan roller coaster di Fuji-Q yang konon memiliki 4 roller coaster ter-seram di dunia. Satu-satunya motivasi saya untuk ikut ke Fuji-Q adalah Evangelion World.

Ulil, roller coaster mini di Kings Bandung

Oke, nasi sudah menjadi bubur, kereta yang kami tumpangi akhirnya sampai di stasion khusus Fuji-Q, lalu kami membeli tiket terusan seharga masing-masing 5.200 Yen. Jantung mulai berdegup kencang "Oke, kita selesaikan semuanya dengan cepat hari ini, lalu pulang dan besok saya akan kembali menikmati sisa-sisa hari saya di Jepang dengan bersantai di Kyoto"

Kebanyakan orang Indonesia apabila ke Jepang pasti yang terlintas pertama kali adalah Tokyo Disneyland, Tokyo Disneysea atau Universal Studio Osaka, padahal Jepang memiliki puluhan Theme Park kelas dunia yang tersebar di penjuru negri. Ya Jepang adalah negara yang memiliki Theme Park terbanyak ke-2 di Dunia setelah Amerika Serikat. Booming ekonomi Jepang tahun 70-80 an membuat pembangunan di negri ini meningkat drastis, tak terkecuali taman rekreasi. Semua yang ada di Amerika pasti akan dibuat juga di Jepang. Salah satu yang menjadi kiblatnya untuk rekreasi menantang adrenalin adalah Fuji-Q Highland, taman bermain yang memiliki beragam roller coaster dan wahana ekstrim.

Fuji-Q Highland adalah nama lain dari Fujikyu, resort hotel, pemandian air panas dan taman hiburan yang terletak di Fujiyoshida, kaki Gunung Fuji. Berawal dari tempat liburan musim dingin dengan arena ring es skating sekarang tempat ini menjelma jadi taman hiburan luas dengan berbagai atraksi dan dibuka sepanjang musim. Kelebihan lain tempat ini adalah apalagi kalau bukan pemandangan Gunung Fuji yang jelas tampak dekat di depan mata.

Fuji-Q Highland dan Gunung Fuji


Akhirnya saya dan Febian masuk ke arena, kami diberikan tiket terusan yang bisa digunakan untuk semua wahana. "Oke, sekarang kita naik roller coaster yang mana dulu nih..." tanya Febian. "Hah. langsung naik ?! ... Pemanasan dulu lah... naik yang levelnya ecek-ecek dulu" jawab saya.

Yang ecek-ecek ? hmmm oke pilihan saya jatuh kepada Tondemina

TONDEMINA


Buset, tinggi juga ya

Cara kerja nya sebetulnya sama seperti Giant Swing di Trans Studio, tapi dengan skala empat kali lebih besar. Ya, ternyata skala menentukan sensasi. Baiklah, saya salah.... ternyata ini jauh sekali dari yang namanya ecek-ecek... begitu duduk di kursi kita langsung dihempaskan tinggi ke langit dan diayun sambil diputar dari ketinggian 30 meter lebih. Geli nya bikin darah dari kaki serasa langsung mengalir ke ubun-ubun kepala ditambah lagi dengan durasinya yang cukup lama.




Begitu selesai kepala langsung pusing.... "Oke sekarang kita makan dulu ya, gara-gara ini perut jadi lapar" (lah apa hubungannya dengan lapar ?, sebenernya saya cuma memperlambat waktu biar gak langsung naik roller coaster). Akhirnya kami makan di kedai pasta di sebelah Tondemina. 

Makan sudah selesai dan Febian langsung memasang muka setan sambil bilang "Oke, sekarang udah gak boleh banyak alasan ayo kita naik DODONPA...."

DODONPA

Dodonpa

Dodonpa adalah roller coaster yang sistemnya kereta dihempaskan dengan tekanan udara sehingga bisa langsung melaju dengan kecepatan 172 km/jam dengan track yang lurus sepanjang 1.2 km dan satu menara tanjakan turunan setinggi 52 meter ditengahnya. Saking cepatnya kereta melaju suara yang dikeluarkan seperti mesin jet. Roller coaster ini pernah dinobatkan menjadi yang tercepat di dunia tahun 2001 dan roller coaster dengan kecepatan akselerasi tercepat di dunia hingga sekarang, itu berarti percepatan dari titik 0 km/jam hingga 172 km/jam hanya berlangsung cepat dalam hitungan 1 detik saja. 

Oke, informasi diatas sudah cukup bikin saya ngeri. selama antri saya hanya diam dan sesekali mual mendengar suara mesin jet dan teriakan penumpang lain. Febian terlihat sumringah sambil nyanyi-nyanyi theme song wahana ini yang terdengar aneh. semakin mendekati akhir antrian saya semakin mual.

Dan akhirnya sampailah pada giliran yang tidak dinanti-nanti......

Saya duduk....

Gemetaran, tapi pura-pura tenang.... 

Pramugari wahana mulai mengecek dan menurunkan hidrolik pengaman yang hanya sampai batas paha. "Hah, untuk wahana secepat ini pengamannya cuma nahan paha aja, gak pake pengaman yang melintang di dada ?!" mulai panik. 

Kereta mulai bergerak masuk kedalam terowongan peluncuran.... dan aba-aba hitungan mundur langsung dimulai....

5.....
4.....
3.....
2......
1..... 
Whuuuuuuuuuuzzzzzzzzzzzzzzzzz...............................

Yang dibayangkan orang ketika naik wahana ini 
Yang saya rasakan ketika naik wahana ini



Saking cepatnya roller coaster ini saya langsung ngerasa alat pencernaan saya keluar semua, pandangan mendadak blur dan gelap karena kelopak mata bergetar. Sensasi geli nya sama kaya waktu pertama kali mimpi basah... ya gelap, tapi geli.... tapi gelap,.... tapi geli.... tapi gak mau berenti... tapi gelap.... tapi geli... dan kereta pun menanjak menaiki tower setinggi 52 meter lalu turun lagi dengan cepat.... ya gelap lagi..... geli lagi.... daaan akhirnya sampai diujung rell.... semua ketawa, semua senang.... apalagi saya, akhirnya satu penderitaan telah terlewati. 

Belum sempet narik nafas secara normal, teman saya langsung lari ambil antrian di wahana di sebrang. Ya, FUJIYAMA

FUJIYAMA

Fujiyama, saking tinggi nya sampai langit menurunkan cahaya diatasnya... taraaaaaa

Fujiyama adalah Megacoaster yang disebut juga sebagai King of Coaster karena paling besar, paling tinggi dan paling panjang lintasannya di sini. Mempunyai ketinggian 79 meter kereta dijatuhkan dengan kecepatan 130 km/jam dengan panjang lintasan 2 km. "Hah!! jadi saya harus melewati lintasan naik turun ini sepanjang 2 km !!" saya kaget... 2 km kan panjang, jadi berapa waktu yang harus saya tempuh ? (soal cerita matematika) 

Singkat cerita saya sudah selesai antri dan duduk di kursi kereta.

Oh, saya fikir pengamannya akan seperti yang saya bayangkan, melintang di dada. Ternyata sama saja, cuma menahan paha... 

Kereta sudah mulai bergerak.... sangat pelan...

Mulai naik... naik secara perlahan.....

Terlihat disebelah rel ada papan petunjuk ketinggian...

Ketinggian 40 meter..... kereta masih naik dengan sangat pelan

Ketinggian 50 meter..... kereta masih naik dengan sangat pelan

Ketinggian 60 meter..... ahh kesel nih lama-lama 

Ketinggian 70 meter...... mulai kerasa angin kenceng diatas... dan gunung Fuji menyapa dengan indahnya dari kejauhan.... 

Ketinggian 79 meter ..... dan semua keindahan itu semua sirna....saatnya kita jatuhhhhhhhhh......



Sensasi yang ditawarkan wahana ini adalah ketinggian dan kecepatan, tidak tanggung-tanggung ada sekitar lebih dari tujuh kali turunan yang bikin geli sampai ke ubun-ubun yang harus dilewati, belum lagi sensasi hampir kesabet tiang-tiang penyangga lintasan roller coaster. Saya langsung merasa kalau Halilintar di Dufan hanya untuk bikin geli anak kecil kalau disini (langsung merasa sombong). Fujiyama pernah menjadi roller coaster tertinggi sekaligus yang tercepat di tahun 1996. 

Oke, saatnya mendinginkan suhu mengingat suhu musim panas di jepang bisa sampai 40 derajat celcius. Kali ini saya mencari wahana yang sedikit ber-AC , ya apalagi kalau bukan Evangelion World. 

EVANGELION :WORLD

Markas NERV


Evangelion World adalah museum yang didedikasikan untuk serial anime paling fenomenal di Jepang, Neon Genesis Evangelion karya Hideaki Anno. Disini kita seolah masuk kedalam pangkalan NERV dan melihat kondisi ruangannya. Ada pula replika 1:1 dari kepala EVA 01. replika kapsul pilotnya, dan diorama dari angel-angel. Semua kisah dan cerita dari anime ini dituangkan kedalam diorama ruang. Yang bikin jadi asik adalah sayup-sayup terdengan suara Ayanami Rei dari speaker di di ruangan, dan suara Misato yang memperingatkan akan serangan angel. Ah, tempat ini membangkitkan memori masa kecil saya. Dulu saya pertama kali suka dengan Anime ini karena dipinjamkan VCD episode 1 nya oleh teman saya Aristo yang dapat bonus dari majalah Animonster.


Keluar dari Museum Evangelion, saya harus siap menghadapi kenyataan
Teman saya langsung menagih janjinya untuk langsung menaiki Takabisha


TAKABISHA

Takabisha, roller coaster dengan jalur acak-acakan


Ya, inilah roller coaster yang menjadi buah bibir di situs Themeparkreview.com karena dinobatkan oleh Guiness Book of World Record sebagai roller coaster tercuram di dunia. Roller Coaster paling baru di Fuji-Q yang memiliki panjang total 1.004 m, kemiringan jatuh maksimum 121°, dan kecepatan maksimum 100 km/jam. Dan saya melihatnya sebagai roller coaster dengan lintasan paling acak-acakan, tak terhitung ada berapa loop di lintasan ini. Oke saya mulai antri karena saya fikir ini akan sama saja dengan naik Fujiyama, cuma bedanya turunannya lebih curam dan banyak loop.



Ya, ternyata saya salahhh saudara-saudara....... Roller coaster ini ternyata masih saudara dengan Dodonpa, jadi kereta yang saya tumpangi langsung dihempas dengan tekanan tinggi melewati loop dan tikungan-tikungan, tanpa ada kesempatan untuk berbasa-basi. Geli campur pusing karena diputar-putar sampai akhirnya kereta secara perlahan kembali masuk ke station untuk langsung naik ke menara teror.... ya menara yang akan dengan siap menjatuhkan kita dengan kecuraman 121° dan kembali lagi mengocok perut dengan putaran loop yang tinggi, belok, putaran lagi, belok lagi dan seterusnya sampai benar-benar berhenti. Sensasi dua tipe roller coaster dalam satu lintasan.



Kali ini saya merasa pusing...


sakit kepala...


dan saya menyerah, benar-benar tidak kuat untuk melanjutkan naik wahana selanjutnya yaitu Eejanaika


EEJANAIKA

Eejanaika, 4D roller coaster

Eejanaika merupakan teknologi baru dalam dunia roller coaster karena selain kereta mengikuti alur track nya, kursi dari masing-masing penumpang juga dapat berputar dengan gerakan yang tak terprediksi, jadi sensasinya kita bisa melaju dengan normal, bisa tiba-tiba melaju mundur, bisa tiba-tiba melaju dengan kepala dibawah sambil mundur, dan sebagainya. Teknologi ini disebut juga sebagai 4D Roller Coaster. panjang total 1.153 m, tinggi maksimum 76 m, kecepatan maksimum 126 km/jam.


Kali ini saya hanya melihat teman saya naik Eejanaika dari bawah, sayang memang tinggal satu lagi roller coaster yang harus dinaiki, tapi perut saya mual mau muntah dan yakin sekali liat cara kerja roller coaster 4D ini muka saya bisa seperti ini

................


Setelah selesai teman saya langsung bilang "Gila, Eejanika adalah kesimpulan dari semua roller coaster yang kita naikin hari ini, sensasinya gabungan dari semuanya ditambah dengan sensasi terbalik-balik. Ah sayang lo gak naik, bakal nyesel seumur hidup"
... dan saya tidak menyesalinya sama sekali.... haha....

"Ah baiklah, saatnya kita pulang, Fuji-Q sudah mau tutup" saya senang sekali mengucapkan kalimat ini, dan sebelum benar-benar pulang kita foto di depan gerbang.

saya pura-pura bahagia, pencitraan

 Oke, akhirnya kami pulang menggunakan kereta menuju Tokyo dan langsung berganti dengan Shinkansen menuju Kyoto. Selama perjalanan Shinkansen dari Tokyo menuju Kyoto saya tidur dengan mimpi buruk, Iya saya mimpi naik Eejanika sambil muntah pelangi dilangit...... waaakkkkhhh








Fuji-Q Highland

28 Juli 2014


Senin, 21 Juli 2014

1000 WAJAH RAKAN DI OTAGI NENBUTSU-JI



Waktu kecil saya suka sekali nonton anime Jepang yang berjudul Ikkyu San, tentang petualangan biarawan Buddha Zen Ikkyu ketika masih kecil di Biara Angoku-ji. Saya lupa di episode keberapa disitu Ikkyu sedang berjalan ditengah hujan salju yang deras dan melihat ada objek patung setinggi dirinya dan dia memasangkan topi di patung itu agar tidak tertutup salju. Belakangan saya baru tau kalau objek patung kecil setinggi Ikkyu itu adalah Rakan. Rakan sendiri adalah patung kecil yang mempunyai ekspresi beragam sebagai simbol dari para pengikut Buddha. 

Waktu saya berkunjung ke Arashiyama, daerah di pinggiran kota Kyoto Jepang saya dapat info kalau disana ada sebuah kuil yang memiliki 1200 Rakan, wah banyak sekali.. Nama kuilnya adalah Otagi Nenbutsu-ji dan lokasinya agak jauh disebelah utara dari hutan bambu Arashiyama yang terkenal itu dan jalurnya melewati Saga Toriimoto, sebuah kawasan jalan historis yang masih dikelilingi rumah toko tradisional Jepang Machiya.

Sebenarnya ada penyewaan sepeda di dekat hutan bambu Arashiyama, tapi karena niatnya hari itu saya ngabuburit sambil nunggu waktu buka puasa jadi apa salahnya kalau jalan kaki, lagipula suasana di Saga Torimoto pasti menyenangkan karena saya suka sekali lingkungan tradisional di Jepang. Oke, jadi saya memutuskan untuk berjalan kaki saja, dan kebetulan saat itu ada satu orang teman yang ikut menemani, jadi mungkin gak akan bosan dan bisa jadi teman ngobrol selama perjalanan.

Kesalahan pertama adalah saat itu waktu masih menunjukan jam 11 siang, dan kesalahan kedua adalah saat itu sedang puncaknya musim panas di Jepang, jadi suhu di siang hari bisa sampai 40 derajat celcius, dan saat itu sedang bulan puasa pula, harusnya saya tidur saja dirumah sampai maghrib jam 07.30 malam.

"Baiklah, jalan segini doang pasti bisa lah"

.......... 30 menit kemudian ...........

"Anjir capek jauh, panas banget, gak kuat nih baju udah basah keringetan.... kalau ada vending machine kita berenti dulu ya, beli I Lohas"    

Berjalan di daerah Saga Toriimoto memang menyenangkan, (kalo lagi gak puasa) benar saja daerah ini dikelilingi rumah-rumah tradisional Jepang yang sangat terawat, bahkan dilihat dari ukuran rumahnya yang besar-besar dan banyak detail bonsai nya saya merasakan aura bahwa kawasan ini termasuk kawasan orang-orang kaya di Arashiyama, tapi mayoritas penghuninya nenek-nenek dan kakek-kakek. kebanyakan keturunannya yang masih muda sudah pindah atau mencari kerja ke kota.

Rumah dengan taman batu dan taman bonsai

Pasti ini isinya sepasang kakek-nenek yang kaya raya


suasananya sepi, mungkin karena musim panas jadi semua orang didalem rumah

salah satu sudut teras rumah disini. selalu ada kipas

udah agak sejuk ada yang keluar rumah juga

bangunan yang menarik karena masih menggunakan atap dari ijuk

saya lewat bawa kamera dan I Lohas



Mendekati ke Atago Torii, sebuah gerbang Torii besar di Saga Toriimoto ada sebuah restaurant terkenal yang menyajikan menu Kaiseki, set makanan tradisional lengkap khas kyoto yang mewah. Nama restaurantnya Hiranoya. Kalau makan disini kita akan dilayani habis-habisan oleh pelayannya sampai kalau pulang pun kita akan diantar ke Taxi sambil mereka menunduk beberapa detik hingga taxinya pergi. Akhirnya saya pun makan ditempat ini....... Tapi Bo,ong.... :P
Saya gak rela menghabiskan uang Y15,000 untuk sekali makan siang...  lagi pula saya kan masih puasa *tiba-tiba lupa kalau tadi udah menghabiskan sebotol I Lohas.

Atago Torii

Restaurant Hiranoya, atapnya udah lumutan tapi harga makanannya tetep mahal

Pelayan Hiranoya yang masih nunduk padahal tamunya udah pulang naik taxi beberapa detik yang lalu



Tidak jauh dari Atago Torii barusan akhirnya saya sampai di Otagi Nenbutsu-ji, setelah menghabiskan waktu sekitar 40 menit jalan kaki yang banyak istirahat "Akhirnya sampai juga".

Mungkin karena lokasinya jauh dari pusat keramaian di Arashiyama atau informasinya yang kurang banyak menjadikan tempat ini terlihat sepi dan pengunjung yang datang cuma saya dan teman saya saja. Kalau saya sangat suka sekali dengan tempat yang tidak terlalu ramai dengan turis, apalagi tempat sebagus ini, bisa bebas foto dan bikin video tanpa ada gangguan turis lain :).

Saya sangat kagum dengan jumlah rakan yang sangat buanyaaak sekali disini, kata penunggu kuil nya Rakan disini berjumlah lebih dari 1200 buah, entah berapa belum ada yang menghitungnya secara pasti karena malas juga ngitungnya. Yang membuat bagus adalah ekspresi dari Rakan itu sendiri, jadi setiap Rakan mempunyai raut wajah yang berbeda satu dan lainnya, ada yang sedih, gembira, tertawa, dan lainnya yang menjadikannya seolah-olah hidup.

Gerbang Otagi Nenbutsu-Ji

Banyak Rakan

Kumpulan Rakan di tempat yang lain

Foto-foto Rakan

Ini Rakan paling bahagia, ketawa terus


Rakan yang ngumpet di rerumputan


Ini Rakan paling unyu,  posisi Cherrybelle 

Rakan Berdoa


Masih banyak Rakan sampai kebelakang kuil


Otagi Nenbutsu-ji ini didirikan oleh Permaisuri Shotoku pada pertengahan abad ke-8 dan pernah hancur akibat banjir besar sungai Kamo. Sempat dibangun kembali di lokasi yang berbeda tapi hancur lagi karena perang di abad ke-13. Tahun 1922 akhirnya dibangun kembali di lokasi yang sekarang. Pada tahun 1981 dibuatlah ribuan Rakan ini sebagai penghormatan untuk proses restorasi kuil yang beberapa kali hancur. Semua Rakan ini adalah hasil dari sumbangan beberapa sukarelawan yang dilatih oleh pematung Kocho Nishimura.

Suasana historis dan spiritual yang menyelimuti tempat ini membuat saya betah berlama-lama disini walaupun agak serem juga karena ditempat seluas ini dengan ribuan patung Rakan hanya ada 3 orang disini, saya, teman saya dan penjaga kuil. Pengen rasanya ngambil satu patungnya buat disimpen di taman rumah... hehe...

Salah satu bangunan tertua di sini. didalamnya ada patung Buddha

Salah satu sudut Kuil yang dipengaruhi budaya China

Ini agak janggal, ada gerbang Torii tapi belakangnya mentok. sepertinya dibangun karena ada mata air


Oke, waktu sudah sore... saatnya kembali berjalan kaki 40 menitan untuk menuju ke station dan pulang ke rumah teman di Katsura. Kalau saja di Hiranoya ada tajil gratisan pasti saya mampir... ah tapi setelah itu siap-siap Y15,000 melayang.... untungnya gak ada... :)



Arashiyama
21 Juli 2014